NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK DALAM MEWUJUDKAN
PROFIL PELAJAR PANCASILA
Menurut Rokeach, nilai merupakan keyakinan sebagai
standar yang mengarahkan perbuatan dan standar pengambilan keputusan terhadap
objek atau situasi yang sifatnya sangat spesifik. Kehadiran nilai dalam diri
seseorang dapat berfungsi sebagai standar bagi seseorang dalam mengambil posisi
khusus dalam suatu masalah, sebagai bahan evaluasi dalam membuat keputusan,
bahkan hingga berfungsi sebagai motivasi dalam mengarahkan tingkah laku
individu dalam kehidupan sehari-hari. Nilai dari Guru Penggerak adalah:
Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, serta Berpihak pada Peserta didik.
Nilai-nilai ini diharapkan terus tumbuh
dan dilestarikan dalam diri seorang Guru Penggerak. Kelima ini saling mendukung
satu dengan lainnya, dan tentunya diharapkan menjadi pedoman berperilaku untuk
seorang Guru Penggerak.
Guru Penggerak yang mandiri, berarti guru tersebut mampu
memunculkan motivasi dalam dirinya sendiri untuk membuat perubahan baik untuk
lingkungan sekitarnya ataupun pada dirinya sendiri. Prilaku yang bisa dilakukan
guru adalah mau melakukan refleksi dan instrospeksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang dilakukan. Mau mendengar saran dan kritik dari pengawas,
kepala sekolah, sesama guru dan peserta didik.
Seoarang guru reflektif selalu melihat dari sisi positif
setiap saran dan kritik untuk memperbaiki kualitas kerja. Guru Tidak boleh
merasa puas terhadap pembelajaran yang dilakukan. Guru berani jujur mengakui
kekurangan dirinya dalam pembelajaran.
Prilaku guru penggerak berkaitan nilai kolaboratif adalah
guru harus membangun hubungan kejasama yang positif dan harmonis dengan orang
tua peserta didik, komite sekolah, organisasi di lingkungan sekolah, dan dinas
pendidikan untuk kemajuan sekolah. Prilaku seorang guru penggerak terkait
inovatif adalah guru penggerak harus mampu menemukan ide-ide atau gagasan baru
tentang metede, media, dan suasana pembelajaran yang berpusat kepada peserta
didik dan menyenangkan.
Guru harus mengutamakan perkembangan peserta didik
sebagai acuan utama, guru harus mampu menghadirkan pembelajaran sesuai
kebutuhan peserta didik, menghadirkan pembelajaran dimana peserta didik
membangun sendiri pengetahuanya. Guru harus mampu mewujudkan profil pelajar Pancasila bagi
peserta didiknya. Pelajar yang memiliki profil ini adalah peserta didik yang
terbangun utuh keenam dimensi pembentuknya.
Dimensi ini adalah: 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan
yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong-royong; 4)
Berkebinekaan global; 5) Bernalar kritis; 6) Kreatif. Keenam dimensi ini perlu
dilihat sebagai satu buah kesatuan yang tidak terpisahkan. Apabila satu dimensi
ditiadakan, maka profil ini akan menjadi tidak bermakna. Sebagai contoh: ketika
seorang pelajar perlu mengeluarkan ide yang baru dan orisinil untuk memecahkan
masalah, diperlukan juga kemampuan bernalar kritis untuk melihat permasalahan
yang ada. Solusi yang dihasilkan juga perlu mempertimbangkan akhlak kepada
makhluk hidup lain yang dapat dimunculkan dari dimensi beriman, bertakwa kepada
Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Untuk mewujudkan ke enam dimensi
tersebut dibutuhkan peran dari seorang guru. Peran dari dari seorang Guru
tentunya akan lebih maksimal jika memiliki keterampilan ataupun kompetensi yang
sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Guru Penggerak mampu senantiasa mendorong dirinya sendiri
untuk melakukan aksi serta mengambil tanggung jawab atas segala hal yang
terjadi pada dirinya. Peran tersebut
adalah:
1. Menjadi Pemimpin Pembelajaran
Menjadi
pemimpin pembelajaran yang mendorong wellbeing ekosistem pendidikan sekolah.
Pemimpin Pembelajaran berarti seorang Guru
menjadi seorang pemimpin yang menitikberatkan pada komponen yang terkait
erat dengan pembelajaran, seperti kurikulum, proses belajar mengajar, asesmen,
pengembangan guru serta komunitas sekolah, dll. Guru Penggerak diharapkan mampu
berperan sebagai pemimpin yang berorientasi pada peserta didik, dengan
memperhatikan segenap aspek pembelajaran yang mendukung tumbuh-kembang peserta
didik.
2. Menggerakkan Komunitas Praktisi
Guru
Penggerak berpartisipasi aktif dalam membuat komunitas belajar untuk para rekan
guru baik di sekolah maupun wilayahnya. Komunitas yang bisa dibuat guru guru
bisa KKG atau MGMP. Praktik baik yang dimiliki guru bisa dibagikan dalam
komunitas tersebut. Kegiatan ini menjadi bahan pembelajaran untuk para guru
sejawat.
3. Menjadi Coach Bagi Guru Lain
Guru
penggerak harus mampu menjadi coach dan mentor bagi rekan guru lain terkait
pengembangan pembelajaran di sekolah. Seorang Guru Penggerak juga harus mampu
mendeteksi aspek-aspek yang bisa ditingkatkan dari rekan sejawatnya. Seorang
Guru Penggerak diharapkan juga mampu merefleksikan hasil pengalamannya sendiri
serta guru lain untuk dijadikan poin peningkatan untuk pembelajaran. Tidak lupa
juga sebagai seorang coach, Guru Penggerak diharapkan juga bisa memantau
perkembangan dari rekan guru lain tersebut.
4. Mendorong Kolaborasi Antar Guru
Kolaborasi
antar guru sangat diperlukan disekolah untuk mendapatkan hasil yang optimal. Guru
penggerak harus membuka ruang diskusi positif dan kolaborasi antara guru dan
pemangku kepentingan di dalam dan di luar sekolah untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. Pada peran ini, seorang Guru Penggerak diharapkan mampu memetakan
para pemangku kepentingan di sekolah (serta luar sekolah), serta membangun
dialog antar para pemangku kepentingan tersebut.
5. Mewujudkan Kepemimpinan Peserta didik
Guru
harus memberikan dorongan dalam peningkatan kemandirian dan kepemimpinan
peserta didik di sekolah. Peran seorang Guru Penggerak berarti membantu para
peserta didik ini untuk mandiri dalam belajar, mampu memunculkan motivasi
peserta didik untuk belajar, juga mendidik karakter peserta didik di sekolah.
Refleksi nilai-nilai guru penggerak
Peristiwa
Gambar Trapesium Usia
Setelah saya mempelajari modul 1.1 yang berkaitan tentang
Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara, maka kami melanjutkan ke materi 1.2
mengenai Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak. Pada modul ini saya mulai dengan
mempelajari materi kemudian kami diminta untuk membuat trapesium usia.
Trapesium usia ini merupakan gambaran diri saya dimulai dari mengawali
Pendidikan yang saya tempuh di usia taman kanak-kanak sampai pada usia sekarang
bekerja sebagai guru. Pada saat usia sekolah kami diminta mengingat satu dari
beberapa kejadian positif dan negatif yang pernah saya alami. Pada saat proses
membuat trapezium usia, saya dapat mengingat betul walau kejadiannya sudah
sangat lama terjadi baik itu mengenai hal positf dan negative yang pernah saya alami
yang berkaitan dengan guru saya dulu. Disini saya menyadari bahwa peran guru
sangat berpengaruh kepada saya. Saya harus bisa menjadi seorang guru yang
nantinya memberikan pengaruh positif kepada peserta didik saya, dan berusaha
sebaik mungkin tidak memberikan pengaruh negative kepada anak sehingga momen
ini menjadikan sebagai jekadian negative yang akan dikenang selamanya oleh
peseta didik saya.
Kemudian pada materi selanjutnya, saya diminta untuk
mengidentifikasi nila-nilai guru penggerak yang sudah ada pada diri saya.
Kemudian bagaimana nilai-nilai guru penggerak tersebut bisa dilakukan dan
dioptimalkan dalam pembelajaran (pemimpin belajar). Materi di dalam modul 1.2
ini terbagi atas 3 materi besar yaitu bagian A tentang konsep manusia tergerak,
lalu bagian B tentang konsep manusia bergerak, dan bagian C tentang konsep
menggerakkan manusia.
Perasaan
Setelah mempelajari modul ini, tentang nilai dan peran
guru penggerak, saya menyadari sudah terdapat beberapa nilai dan peran guru
penggerak yang selama ini sudah saya lakukan secara tidak saya sadari. Saya
merasa senang akan hal itu. Akan tetapi, saya harus tetap tergerak dan
termotivasi untuk terus memperbaiki diri dan memenuhi beberapa nilai dan peran
guru penggerak yang belum saya kembangkan dan lakukan pada diri saya sebagai
guru di sekolah dan dimasyrakat. Saya meginginkan kedepannya, saya mampu
menjadi contoh bagi rekan-rekan kerja saya untuk tergerak Bersama pula
mewujudkan peserta didik yang memiliki karakter sebagai profil pelajar
Pancasila.
Pembelajaran
Pengalaman saya selama mempelajari modul 1.2 ini sangat
beragam. Saya menjadi menegtahui bagaimana cara kerja otak manusia yang terdiri
dari dua yakni thinking fast dan thinking slow. Selama ini saya meyakini bahwa
berfikir cepat dan tanggap serta akurat merupakan hal yang baik. Sekarang saya
lebih memahami bahwa sebaiknya sebagai seorang pendidik saya harus membiasakan
diri untuk berfikir lambat (thingking slow) supaya saya lebih dapat memberikan
keputusan tidak terburu-buru dan lebih bijaksana sehingga mampu menilai dan
melihat dari berbagai sudut/aspek sebelum memutuskan sesuatu.
Hal lainnya yang saya dapatkan adalah saya menjadi
mengetahui 5 kebutuhan dasar manusia, yakni kebutuhan kasih sayang dan rasa
diterima, kekuasaan, kesenangan, kebebasan, dan bertahan hidup. Kemudian tahap
perkembangan manusia secara psikososial menurut erik erikson, bahwa setiap anak
memiliki cara pandang sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya. Diharapkan ketika
kita sudah mengetahui psikososial di setiap tahap perkembangan manusia, kita
menjadi tahu apa yang harus saya lakukan ketika berhadapan dengan peserta didik
untuk menyesuaikan terhadap apa yang harus saya lakukukan sesuai dengan tahapan
perkembangannya.
Selanjutnya diagram identitas gunung es yang menjelaskan
konsep penumbuhan karakter. Fenomena gunung es di lautan dapat menggambarkan
apa yang terlihat di permukaan tidak dapat menggambarkan apa yang ada di dalam
laut. Fenomena ini dapat digunakan untuk membuat perumpamaan karakter. Karakter
yang terlihat hanya 12% sedangkan 88% tidak terlihat.
Yang terakhir adalah materi mengenai 5 nilai dan peran
dari guru penggerak yang harus saya miliki yakni sebagai pemimpin pembelajaran,
menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi, mewujudan kepemimpinan
murid dan menggerakkan komunitas praktisi.
Penerapan
Dalam menerapkan nilai nilai guru penggerak yang saya
lakukan adalah memberikan pelayanan atas kebutuhan peserta didik dalam
mengembangkan potensi yang dimiliki melalui pembelajaran yang inovatif yang
berbasis IT dimana aplikasi IT yang digunakan adalah melalui video youtube dan
aplikasi desmos.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.