Monday, February 10, 2025
Tuesday, January 7, 2025
OPINI TENTANG MATEMATIKA DI BULAN RAMADAN
Adanya hubungan yang erat antara
matematika dan bulan suci Ramadan. Keterkaitan ini tidak hanya terlihat dalam
aspek perhitungan waktu dan jumlah, tetapi juga dalam makna spiritual yang
dapat diambil dari praktik ibadah selama bulan Ramadan.
Keterkaitan
Matematika dan Ibadah Puasa
Perhitungan Waktu Puasa:
Salah satu aspek paling jelas dari matematika dalam Ramadan adalah perhitungan
waktu puasa. Umat Islam harus mengetahui waktu imsak (awal puasa) dan waktu
berbuka puasa. Ini memerlukan pemahaman tentang jam dan durasi, yang merupakan
konsep dasar dalam matematika[3][5].
Jumlah Hari Puasa: Ramadan
berlangsung selama 29 atau 30 hari, dan hal ini mengharuskan umat untuk
memahami konsep bilangan dan siklus. Dalam konteks ini, bulan Ramadan sebagai
bulan ke-9 dalam kalender Hijriyah dapat dianalogikan dengan siklus bilangan
dari 0 hingga 9, yang menunjukkan bahwa setelah 9, siklus kembali ke 0,
melambangkan kembalinya umat Islam kepada fitrah mereka setelah berpuasa[1][2].
Pahala dan Operasi Bilangan:
Dalam Al-Qur'an, terdapat banyak referensi mengenai angka yang dapat
dihubungkan dengan pahala ibadah. Misalnya, setiap huruf yang dibaca dari
Al-Qur'an mendapatkan sepuluh kebaikan. Jika seseorang membaca satu juz
Al-Qur'an, total kebaikan yang diperoleh bisa dihitung secara matematis untuk
menunjukkan betapa besar manfaat membaca Al-Qur'an selama Ramadan[2][3].
Makna
Spiritual dalam Matematika
Matematika tidak hanya terbatas
pada angka dan perhitungan; ia juga dapat menjadi metafora untuk pencapaian
spiritual. Dalam konteks Ramadan, kita dapat melihat hubungan antara operasi
bilangan dan nilai-nilai spiritual:
Penjumlahan Keimanan:
Keimanan yang ditambah dengan puasa menghasilkan ketaqwaan. Ini menunjukkan
bahwa ada hubungan langsung antara usaha kita dalam beribadah dan hasil
spiritual yang kita capai.
Pengurangan Dosa: Dengan
berpuasa, diharapkan dosa-dosa kita berkurang, sehingga kita kembali ke posisi
nol atau fitrah. Ini adalah representasi matematis dari pengurangan yang
memiliki makna mendalam dalam konteks spiritual[2][3].
Bulan Ramadan adalah waktu yang
sangat istimewa bagi umat Islam, di mana matematika berperan penting dalam
pelaksanaan ibadah puasa. Dari perhitungan waktu hingga pemahaman tentang
pahala, matematika memberikan kerangka kerja untuk memahami praktik ibadah ini
dengan lebih baik. Selain itu, hubungan antara matematika dan spiritualitas
selama bulan suci ini mengingatkan kita akan pentingnya keseimbangan antara
ilmu pengetahuan dan iman dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, sebagai
pendidik, saya mendorong siswa untuk melihat matematika tidak hanya sebagai
disiplin ilmu yang kaku tetapi juga sebagai alat untuk memahami kehidupan dan
ibadah mereka secara lebih mendalam[1][2][3].
Referensi:
[1] https://www.academia.edu/36772412/Keterkaitan_Matematika_Dengan_Ibadah_Puasa_Ramadhan
[2]
https://www.acehtrend.com/news/ramadan-dalam-konteks-matematika/index.html
[3]
https://kumparan.com/marcelaandarista/puasa-ramadan-dalam-perspektif-matematika-1xtXa8woewQ
[4] https://tmt.iainpare.ac.id/blog/berita-tadris-matematika-6/gamatan-gerakan-matematika-berbagi-di-bulan-ramadhan-menguatkan-nilai-nilai-sosial-mahasiswa-tadris-matematika-105
[5]
https://warta-pendidikan.com/2020/05/11/matematika-ramadhan/
[6] https://ramadan.kompasiana.com/wicaksonocahyonugroho9232/660664a3c57afb15d311e4c2/menemukan-koneksi-antara-matematika-dan-bulan-ramadhan-makna-angka-dan-spiritualitas?page=all
[7]
https://www.youtube.com/watch?v=j0VVfRehOxM
[8]
http://repository.uin-malang.ac.id/1732/7/1732.pdf
PANDANGAN TERHADAP UJIAN NASIONAL
Sebagai seorang guru matematika, saya memiliki beberapa
pandangan mengenai ujian nasional yang akan diadakan kembali. Ujian nasional
merupakan salah satu aspek penting dalam sistem pendidikan di Indonesia, dan
memiliki berbagai dampak baik positif maupun negatif.
Aspek Positif
Standarisasi Pendidikan:
Ujian nasional membantu dalam menstandarisasi kualitas pendidikan di seluruh
wilayah. Dengan adanya ujian ini, kita dapat memperoleh gambaran yang lebih
jelas tentang kemampuan siswa di berbagai daerah.
Motivasi Belajar: Ujian
nasional dapat menjadi pemicu motivasi bagi siswa untuk belajar lebih giat.
Persiapan menghadapi ujian sering kali mendorong siswa untuk lebih fokus pada
pelajaran, termasuk matematika.
Evaluasi Kurikulum: Hasil
ujian nasional dapat digunakan sebagai alat evaluasi untuk menilai efektivitas
kurikulum yang diterapkan. Jika banyak siswa yang kesulitan pada suatu materi,
ini bisa menjadi indikasi bahwa kurikulum perlu diperbaiki.
Aspek Negatif
Tekanan Psikologis: Ujian
nasional sering kali menimbulkan tekanan yang besar bagi siswa. Stres dan
kecemasan menjelang ujian dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka dan hasil
belajar secara keseluruhan.
Pengajaran Berbasis Ujian:
Terkadang, fokus pada ujian nasional membuat pengajaran menjadi terpusat pada
persiapan ujian saja, mengabaikan aspek lain dari pembelajaran yang seharusnya
juga penting, seperti kreativitas dan pemecahan masalah.
Kesetaraan Akses: Terdapat
ketidaksetaraan dalam akses pendidikan di berbagai daerah, yang dapat
mempengaruhi hasil ujian. Siswa di daerah terpencil mungkin tidak memiliki
fasilitas atau bimbingan yang sama dengan siswa di kota besar.
Ujian nasional memiliki peran penting dalam sistem pendidikan,
namun perlu ada perhatian khusus terhadap dampak psikologis dan kesetaraan
akses pendidikan. Sebagai pendidik, kita harus berusaha menciptakan lingkungan
belajar yang mendukung dan tidak hanya berfokus pada hasil ujian semata.
Pendekatan yang seimbang antara persiapan ujian dan pengembangan keterampilan
lainnya akan sangat bermanfaat bagi siswa kita.
Dengan demikian, harapannya adalah ujian nasional dapat
dilaksanakan dengan cara yang lebih konstruktif dan mendukung perkembangan
siswa secara menyeluruh.
Saturday, January 4, 2025
INTEGRASI MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK USIA DINI
Pendidikan usia dini adalah fase penting dalam perkembangan anak, di mana mereka mulai membangun fondasi untuk berbagai aspek kehidupan, termasuk kemampuan kognitif, sosial, dan spiritual. Dalam konteks pendidikan di Indonesia, integrasi antara matematika dan pendidikan agama Islam dapat memberikan pengalaman belajar yang holistik dan bermakna bagi anak-anak. Artikel ini akan membahas pentingnya integrasi ini serta beberapa strategi yang lebih mendetail untuk melaksanakannya.
Pentingnya Integrasi Matematika
dan Pendidikan Agama Islam
Pengembangan Kognitif
Berpikir Logis: Matematika
membantu anak-anak mengembangkan kemampuan berpikir logis dan analitis.
Memahami konsep-konsep seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian dapat dilakukan melalui konteks yang relevan dengan ajaran agama[1].
Pemecahan Masalah: Aktivitas
yang menggabungkan matematika dan nilai-nilai agama mengajarkan anak-anak untuk
memecahkan masalah dengan cara yang kreatif dan kritis[4].
Pembentukan Karakter
Nilai-nilai Moral: Pendidikan
agama Islam menekankan pada pengembangan karakter, moral, dan etika. Dengan
mengajarkan matematika melalui cerita-cerita atau prinsip-prinsip dalam agama,
anak-anak dapat belajar tentang kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab[5].
Kepedulian Sosial: Mengajarkan
konsep zakat dalam konteks matematika tidak hanya mengajarkan perhitungan
tetapi juga mendorong rasa empati dan kepedulian terhadap sesama[6].
Keterkaitan Konsep
Aplikasi Nyata: Banyak konsep
dalam matematika dapat dijelaskan melalui ajaran agama. Misalnya, pembagian
zakat dapat dihubungkan dengan konsep pembagian dalam matematika, memberikan
pemahaman yang lebih mendalam tentang tanggung jawab sosial[2].
Penggunaan Angka dalam Ibadah:
Konsep angka dalam ibadah seperti jumlah rakaat shalat atau hitungan puasa
dapat menjadi jembatan untuk memahami operasi matematika dasar[3].
Strategi Mengintegrasikan
Matematika dan Pendidikan Agama Islam
Penggunaan Cerita dan Kisah
Kisah Nabi: Menggunakan
kisah-kisah dari Al-Qur'an atau Hadis yang melibatkan angka atau perhitungan.
Contohnya, kisah Nabi Ibrahim yang menghitung jumlah hewan kurban dapat
digunakan untuk menjelaskan konsep pengelompokan atau perbandingan[1].
Cerita Interaktif: Membuat
cerita interaktif di mana anak-anak bisa berpartisipasi dengan menghitung atau
menjawab pertanyaan matematika yang berkaitan dengan cerita tersebut.
Kegiatan Praktis
Menghitung Rakaat: Mengajak
anak-anak menghitung jumlah rakaat dalam shalat fardhu dan sunnah serta
menjelaskan makna di balik setiap rakaat[2].
Proyek Memasak: Saat memasak
untuk berbuka puasa, anak-anak dapat dilibatkan dalam menghitung bahan-bahan
yang dibutuhkan, memperkenalkan konsep pengukuran dan pembagian.
Permainan Edukatif
Permainan Papan Tematik:
Mengembangkan permainan papan yang menggabungkan elemen matematika dengan
tema-tema Islam. Misalnya, permainan yang meminta anak-anak menjawab pertanyaan
tentang sejarah Islam sambil menghitung poin atau langkah[3].
Kuis Matematika Islami: Membuat
kuis interaktif di mana anak-anak harus menjawab pertanyaan matematika yang
berkaitan dengan ajaran Islam.
Proyek Kolaboratif
Penggalangan Dana Amal: Mengajak
anak-anak untuk berkolaborasi dalam proyek penggalangan dana untuk amal di mana
mereka harus menghitung total sumbangan dan mendiskusikan pentingnya berbagi
serta nilai zakat[4].
Berkebun Bersama: Melakukan
proyek berkebun di mana anak-anak belajar tentang ukuran lahan (persegi panjang
atau persegi) sambil memahami pentingnya menjaga lingkungan sebagai bagian dari
ajaran Islam.
Penggunaan Teknologi
Aplikasi Edukasi: Memanfaatkan
aplikasi edukasi yang menggabungkan pelajaran matematika dengan konten Islami.
Misalnya, aplikasi yang mengajarkan angka Arab sambil memperkenalkan doa-doa
pendek.
Video Pembelajaran: Membuat
video pembelajaran yang mengintegrasikan pelajaran matematika dengan
nilai-nilai agama untuk digunakan dalam kelas atau di rumah.
Integrasi antara matematika dan
pendidikan agama Islam untuk usia dini tidak hanya memperkaya pengalaman
belajar anak tetapi juga membentuk karakter mereka sesuai dengan nilai-nilai
agama. Dengan menggunakan pendekatan yang kreatif dan menyenangkan, pendidik
dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan kognitif
sekaligus spiritual anak-anak. Ini adalah langkah penting menuju pendidikan
yang holistik dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Rekomendasi
Untuk para pendidik dan orang
tua:
Selalu cari cara baru untuk
mengaitkan pelajaran matematika dengan ajaran agama.
Libatkan anak-anak dalam
kegiatan praktis yang relevan.
Ciptakan suasana belajar yang
menyenangkan agar anak-anak merasa termotivasi untuk belajar lebih banyak
tentang kedua bidang ini.
Ajak anak-anak berdiskusi
tentang pengalaman mereka dalam belajar matematika sambil menerapkan
nilai-nilai agama.
Dengan pendekatan yang tepat,
kita dapat membantu anak-anak tidak hanya menjadi cerdas secara akademis tetapi
juga memiliki karakter yang kuat sesuai dengan ajaran agama mereka. Integrasi
ini akan membekali mereka dengan keterampilan hidup yang bermanfaat di masa depan.
Resume dari sumber:
[1] http://repository.uinsu.ac.id/10993/1/SKRIPSI%20SA%E2%80%99YU%20AHYANA%20NASUTION.pdf
[2]
http://etheses.uin-malang.ac.id/14777/1/15761023.pdf
[3]
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=3528015&val=30855&title=Integrasi+Pembelajaran+Matematika+Berbasis+ICARE+dan+Islam+Pada+Materi+Pecahan
[4]
https://jgi.internationaljournallabs.com/index.php/ji/article/download/69/107
[5]
https://www.researchgate.net/publication/289505185_INTEGRASI_MATEMATIKA_DAN_ISLAM_DALAM_PEMBELAJARAN_MATEMATIKA
[6]
https://www.researchgate.net/publication/311897158_INTEGRASI_MATEMATIKA_DAN_ISLAM_DALAM_PEMBELAJARAN_MATEMATIKA
[7]
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian-pgsd/article/view/62207/47415
Friday, January 3, 2025
MATEMATIKA UNTUK USIA DINI: PONDASI PENTING DALAM PEMBELAJARAN ANAK
Pendidikan matematika pada anak usia dini (AUD) merupakan
salah satu aspek penting dalam perkembangan kognitif dan sosial mereka. Pada
usia ini, anak-anak berada dalam fase perkembangan yang pesat, di mana mereka
sangat peka terhadap stimulasi yang diberikan. Oleh karena itu, pengenalan
konsep-konsep matematika harus dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan
menarik. Artikel ini akan membahas pentingnya matematika untuk anak usia dini,
metode pembelajaran yang efektif, serta manfaat jangka panjang dari pendidikan
matematika yang baik.
Pentingnya Pengenalan Matematika pada Anak Usia Dini
Membangun Keterampilan Dasar: Pengenalan konsep dasar seperti
angka, bentuk, dan pola sangat penting untuk membantu anak memahami dunia di
sekitar mereka. Keterampilan ini menjadi fondasi bagi pembelajaran matematika
yang lebih kompleks di kemudian hari[2].
Mengembangkan Keterampilan Kognitif: Melalui aktivitas
matematika, anak-anak belajar untuk berpikir kritis dan kreatif. Mereka
diajarkan untuk memecahkan masalah dan menggunakan logika dalam situasi
sehari-hari[5].
Meningkatkan Kepercayaan Diri: Ketika anak-anak berhasil
memahami konsep-konsep matematika, mereka merasa lebih percaya diri dalam
kemampuan mereka. Ini dapat berkontribusi pada sikap positif terhadap
pembelajaran di masa depan[1].
Metode Pembelajaran Matematika untuk Anak Usia Dini
Permainan Edukatif: Menggunakan permainan yang melibatkan
angka dan bentuk dapat membuat pembelajaran menjadi menyenangkan. Penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan game edukasi digital dapat meningkatkan minat dan
motivasi belajar matematika pada anak usia dini[1]. Contohnya adalah permainan
“Sea Animal Games” yang berhasil meningkatkan pemahaman matematika dasar
anak-anak.
Aktivitas Praktis: Melibatkan anak dalam kegiatan sehari-hari
yang berkaitan dengan matematika, seperti menghitung jumlah buah saat
berbelanja atau mengukur bahan saat memasak, memberikan pengalaman belajar yang
nyata dan relevan[6].
Penggunaan Alat Peraga: Alat peraga seperti blok bangunan,
puzzle, atau gambar dapat membantu anak memvisualisasikan konsep matematika.
Ini membuat pembelajaran lebih interaktif dan menarik[4].
Cerita dan Lagu: Menggunakan cerita atau lagu yang mengandung
elemen matematika dapat membantu anak-anak mengingat konsep dengan lebih baik.
Misalnya, lagu tentang menghitung atau cerita yang melibatkan pengukuran dapat
membuat pembelajaran lebih menyenangkan[3].
Konsep Matematika yang Dikenalkan kepada Anak Usia Dini
Pengenalan konsep matematika pada anak usia dini mencakup
beberapa aspek penting:
Konsep Angka: Anak-anak diperkenalkan pada angka melalui
pengenalan angka kardinal (jumlah) dan ordinal (urutan). Ini membantu mereka
memahami bagaimana menghitung dan membandingkan jumlah benda[2].
Pola dan Hubungan: Mengembangkan kemampuan mengenali pola
adalah bagian penting dari pembelajaran matematika awal. Anak-anak belajar
untuk mengidentifikasi pola dalam bentuk, warna, dan ukuran[4].
Geometri: Pengenalan bentuk geometri dua dimensi dan tiga
dimensi membantu anak-anak memahami ruang dan hubungan antar objek. Aktivitas
seperti menggambar atau membangun dengan blok dapat mendukung pemahaman ini[5].
Pengukuran: Mengajarkan konsep pengukuran melalui aktivitas
praktis seperti mengukur panjang atau berat benda sehari-hari memberikan
pengalaman langsung bagi anak-anak untuk memahami ukuran dan skala[2].
Pengumpulan dan Pengaturan Data: Anak-anak juga diajarkan
cara mengumpulkan data sederhana dan menyusunnya dalam bentuk grafik atau
tabel, sehingga mereka dapat memahami informasi secara visual[6].
Manfaat Jangka Panjang dari Pendidikan Matematika Awal
Persiapan untuk Pendidikan Selanjutnya: Anak-anak yang
memiliki dasar matematika yang kuat cenderung lebih siap menghadapi tantangan
akademis di sekolah dasar dan seterusnya[3]. Mereka memiliki kemampuan untuk
memahami materi pelajaran yang lebih kompleks.
Keterampilan Hidup: Keterampilan matematis sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam pengelolaan keuangan pribadi dan
pengambilan keputusan[5]. Dengan memiliki pemahaman matematis yang baik,
anak-anak akan lebih mampu menghadapi tantangan hidup.
Karier di Masa Depan: Banyak bidang karier yang membutuhkan
pemahaman matematika yang baik, termasuk ilmu komputer, teknik, ekonomi, dan
banyak lagi[1]. Pendidikan matematika awal dapat membuka peluang bagi anak-anak
untuk mengeksplorasi berbagai jalur karier di masa depan.
Tantangan dalam Pembelajaran Matematika untuk Anak Usia Dini
Meskipun pentingnya pendidikan matematika sudah jelas, ada
beberapa tantangan yang harus dihadapi:
Kurangnya Sumber Daya: Banyak sekolah tidak memiliki sumber
daya yang cukup untuk mengajarkan matematika dengan cara yang menarik dan
interaktif[6]. Hal ini dapat menghambat proses belajar anak.
Peran Orang Tua: Keterlibatan orang tua sangat penting dalam
mendukung pembelajaran matematika di rumah. Namun, tidak semua orang tua
memiliki pengetahuan atau keterampilan untuk mengajarkan konsep-konsep ini
dengan efektif[3].
Metode Pengajaran Tradisional: Beberapa pendidik masih
menggunakan metode pengajaran tradisional yang kurang menarik bagi anak-anak.
Ini dapat menyebabkan kurangnya minat dan motivasi belajar di kalangan
siswa[4].
Pendidikan matematika untuk anak usia dini adalah investasi
penting bagi masa depan mereka. Dengan memperkenalkan konsep-konsep dasar
melalui metode yang menyenangkan dan interaktif, kita dapat membantu anak-anak
membangun fondasi yang kuat untuk pembelajaran selanjutnya. Penting bagi
pendidik dan orang tua untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan belajar
yang positif dan mendukung agar anak-anak merasa senang belajar matematika.
Melalui pendekatan yang tepat, kita dapat memastikan bahwa
generasi mendatang tidak hanya memiliki keterampilan matematis yang baik tetapi
juga cinta terhadap pembelajaran sepanjang hayat. Mari kita dukung perkembangan
keterampilan matematis anak-anak kita agar mereka tumbuh menjadi individu yang
percaya diri dan kompeten dalam menghadapi tantangan di dunia yang semakin
kompleks ini.
Referensi
Amalina (2020). "Pembelajaran Matematika Anak Usia Dini
Di Masa Pandemi COVID-19 Tahun 2020." Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini.
Rachmawati (2008). "Bahan Ajar Diklat Pendidik Anak Usia
Dini; Matematika Untuk Anak Usia Dini."
Wulansuci & Kurniati (2019). "Pembelajaran Calistung
( Membaca , Menulis , Berhitung) Dengan Resiko Terjadinya Stress Akademik Pada
Anak Usia Dini." Jurnal Tunas Siliwangi.
Warmansyah (2016). "Pengaruh Metode Pembelajaran
Kooperatif Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika." Jurnal
Pendidikan Usia Dini.
Lubis et al. (2021). "Permainan Matematika Dan Sains
Kreatif Bagi Anak Usia Dini Di TK IT An Najah Takengon."
Monday, December 23, 2024
Metode Sorogan dalam Pembelajaran Matematika
Sunday, December 8, 2024
Introduction to Deep Learning in Education
Sunday, December 1, 2024
Deep Learning : Pendekatan Pembelajaran yang Mendalam
Monday, July 29, 2024
Thursday, July 11, 2024
Perangkat Pembelajaran Kurikulum Merdeka
Capaian pembelajaran
Alur Tujuan Pembelajaran
Wednesday, July 10, 2024
Kumpulan Modul Ajar Matematika SMA SMK Kurikulum Merdeka
Belajar Matematika
TP ATP Matematika Tingkat Lanjut
Perangkat Pembelajaran Matematika SMA
Saturday, June 15, 2024
Kumpulan Buku Matematika SMA SMK MA Kurikulum Merdeka
Saturday, May 25, 2024
Pembahasan Buku Matematika SMA Kurikulum Merdeka
Friday, October 13, 2023
Pembahasan Soal PHB Matematika MIPA Kelas XII SMA Negeri 1 Babat
Monday, October 9, 2023
Sunday, September 24, 2023
Try Out SNBT Statistika
Monday, September 4, 2023
BUKU MATEMATIKA KURIKULUM MERDEKA 2023
Thursday, July 27, 2023
Materi Ajar Polinomial Atau Suku Banyak
Friday, June 12, 2020
Popular Posts
-
Belajar Matematika TP ATP Matematika TP ATP Matematika Tingkat Lanjut Modul Ajar Matematika Modul Ajar Matematika Tingkat Lanjut Perangkat P...
-
Pembahasan Buku Matematika Peminatan Kelas XII SMA B. K. Noormandiri BAB Limit BAB Turunan Fungsi Trigonometri Latihan 2 Latihan ...
-
PEMBAHASAN BUKU MATEMATIKA PEMINATAN KELAS X SUKINO KURIKULUM 2013 BAB I EKSPONEN DAN LOGARITMA LKS 1 LKS 4 Bag 1 LKS 4 Bag 2 LKS 5 ...
-
Tentukan hasil dari Pembahasan bisa dilihat di video pembahasan Lihat soal ini bisa dikerjakan dengan trik sebagai berikut: ub...
-
Fungsi Trigonometri
-
Perangkat Pembelajaran SMA MA SMK lengkap kelas X, XI dan XII Kurikulum Merdeka didalam file ini terdiri dari Capaian pembelajaran Alur Tuju...
-
Kelas XII Tempat pengumpulan Kelas XII 1 : Link Pengumpulan Kelas XII 2 : Link Pengumpulan
-
A. Representasi Objek matematika merupakan barang yang abstrak. Untuk mempelajarinya diperlukan suatu bentuk representasi. Berk...
-
Belajar Matematika SOAL UTBK 2024 LINGKARAN Kumpulkan di link ini SMAS Unggulan BPPT Al Fattah Lamongan Kelas XII-1 Kelas XII-2
-
Pengumpulan Tugas P5 Berekayasa &Teknologi Disini Download Website.2.APK.Builder.v5.3.Installer.exe